Text
Pilkada langsung: problematika dan prospek
Sinyo Harry Sarundajang lahir di Kawangkoan, Mihasa, pada tanggal 16 Januari 1945. Pendidikan tinggi formal diawali oleh Sarundajang yang populer disebut SHS, adalah ketika ia meraih gelar sarjana muda pada Fakultas Sosial Politik, Universitas Sam Ratulangi, Manado (1986). Puncak dari pendalamannya di dalam ilmu pemerintahan didapat pada tahun 2011, ketika Penulis meraih gelar doktor dalam ilmu politik dari Universitas Gajah Mada di Yogyakarta, dengan predikat cum laude.
Lulusan KSA VIII Lemhannas tahun 2000 ini sangat aktif dalam berbagai kegiatan keilmuan berskala internasional. Antara 1975- 1976, penulis mendapat tugas belajar dari Departemen Dalam Negeri untuk mendalami masalah Administrasi Teritorial di Institut Internasional D'administration Publique Francaise (IIAP), Perancis, selanjutnya menerima Certificate Asseduite Cours de Pertectionnmect du Francaise di Universite de Nice. Mengikuti Sespanas pada tahun 1986 dan Terpadnas tahun 1988 di Jakarta. Berbagai sertifikat pendidikan telah didapatnya, seperti Development Administration, Group School of Public Policy Birmingham University, Inggris, tahun 1994.
Karir di birokrasi amat panjang. Tahun 1971 ia menjadi dosen luar biasa pada Fakultas Sosial Politik Universitas Sam Ratulangi, Manado, dan tahun 1947 menjadi dosen luar biasa pada Akademi Pemerintahan Dalam Negeri. Tahun 1977 menjadi Kepala Biro Pemerintahan di kantor Gubernur Sulawesi Utara (Sulut). Pada usianya yang ke-32, Sarundajang dipromosikan menjadi Sekretaris Wilayah Daerah Tingkat II/Kabupaten Minahasa, lalu menjabat Walikotamadya/KDH II Bitung (1990-1999). Bulan Mei 1991 menjabat Wakil Ketua/Ketua Harian Badan Pengelola KAPET Manado Bitung.
Tahun 2000, penulis mulai berkiprah di birokrasi tingkat nasional di Departemen Dalam Negeri di Jakarta; mula-mula sebagai Staf Ahli Mendagri dalam Bidang Strategis (2000-2001) kemudian menjadi Inspektur Jenderal (Irjen) Depdagri (sampai tahun 2005). Dalam kapasitas sebagai Irjen itulah, Sarundajang mendapat tugas sebagai Pejabat Gubernur Provinsi Maluku Utara (2002) dan Pejabat Gubernur Maluku (2003), sekaligus Penguasa Darurat Sipil di wilayah konflik tersebut. Penulis berhasil menyelesaikan konflik horisontal di kedua provinsi tersebut dan menciptakan keadaan yang kondusif. Setelah menyelesaikan tugas sebagai Irjen, penulis kembali ke Sulut dan mencalonkan diri pada pemilihan langsung gubernur Sulut yang pertama kali diselenggarakan di sana. Penulis menang dan terpilih sebagai Gubernur (2005-2010), pada tahun 2010 ia mencalonkan diri kembali untuk masa jabatan kedua (2010-2015) dan menang.
Pengagum Bung Karno itu memperoleh sejumlah tanda penghargaan, antara lain Bintang Jasa Utama (2004) dan Bintang Mahaputera Utama (2009). Suami dari Deetje Adelin Sarundajang Laoh-Tambuwun yang dianugrahi Presidential Citation Award yang diserahkan langsung oleh Presiden Filipina Gloria Macapagal-Aroyo (2009). Namanya tercatat dalam buku Who's Who in the World 2003 edisi ke-20 sebagai key goverment official di halaman 2132-2133.
Pemerintah Daerah di Berbagai Negara yang diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan (1997), merupakan buku pertama penulis. Disusul dengan buku-buku lainnya yang diterbitkan oleh Kata Hata Pustaka: Arus Balik Kekuasaan Pusat ke Daerah (1999), Birokrasi dalam Otonomi Daerah (2000), Babak Baru Sistim Pemerintahan Daerah (2004) dan Pilkada Langsung (2005).
BPP00000925 | 324.9598 SAR p | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
BPP00002768 | 324.9598 SAR p | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain