Text
Kuasa dan moral
Stabilitas politik hanya tergantung pada teknik-teknik para penguasa untuk mempertahankan kekuasaannya dalam rimba intrik politik. Niccolo Machiavelli (1469-1527) sudah menegaskan pandangannya itu beberapa abad yang silam. Tak ada hubungan antara politik dan etika, antara kuasa dan moral. Thomas Hobbes (1588-1679) menambahkan diperlukan suatu sistem hukum yang rasional dan efektif buatan negara, untuk memperluas kekuasannya atas masyarakat. Aparat keamanan perlu dibangun secara efektif untuk menegakkan ketertiban sosial. Rasa takut masyarakat perlu dilestarikan dan kepada yang melanggar hukum diancam dengan hukuman mati.
Fokus dari tiga belas karangan dalam buku ini berlainan dengan keyakinan diatas. Pengarang, seorang ahli etika politik dan etika Timur (Jawa), berkeyakinan bahwa setiap usaha memisahkan kuasa dari moral akan menggerogoti kekuasaan itu dari dalam. Kekuasaan akan stabil kalau sah secara moral. Lalu dengan keyakinan itu pengarang mempertanyakan legitimasi kekuasaan demi tercapainya tujuan-tujuan pembangunan. Berpolitik dalam konteks penghayatan nilai-nilai Pancasila dengan sendirinya sudah menerima adanya hubungan antara kuasa dan moral.
Sebuah buku yang menggugah kesadaran etis kita untuk mengambil sikap kritis terhadap kekuasaan politik yang mengitari hidup kita.
BPP00001403 | 170.1 FRA k | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain