Text
Politik masyarakat miskin kota
Aktivitas politik masyarakat miskin jarang mendapat perhatian sarjana. Kalaupun ada perhatian ini hanya berkisar pada bagaimana memberdayakan ekonomi mereka agar bisa keluar dari jerat kemiskinan. Padahal dari segi politik, keberadaan masyarakat miskin ini dapat menentukan arah kekuasaan. Mengapa demikian? Dalam Pemilu dan Pemilukada, yang dibutuhkan hanya dukungan melalui surat suara individu tanpa harus memandang dari kelas mana mereka berasal. Artinya, semakin banyak dukungan suara yang diperoleh, maka semakin besarlah peluangnya memenangi pemilihan tersebut. Akibatnya dukungan dari semua elemen masyarakat harus didapatkan, termasuk masyarakat miskin kota ini. Karenanya keberadaan mereka memang dicari di setiap Pemilu dan Pemilukada. Banyak orang beranggapan bahwa masyarakat miskin adalah kelompok masyarakat yang apatis dan jarang terlibat dalam aktivitas politik. Jelas, anggapan itu tidak sepenuhnya benar. Buku ini menjelaskan pada dasarnya masyarakat miskin kota ini terbagi ke dalam dua kelompok pemilih, yaitu mereka yang sempurna apatis dan mereka yang semi apatis. Kedua kelompok ini memiliki preferensi, identifikasi kepartaian dan perilaku memilih yang berbeda. Buku ini sengaja disiapkan untuk mengisi kekurangan referensi bagi mahasiswa ilmu politik, sosiologi, serta mahasiswa dari disiplin ilmu sosial lainnya yang memang ingin mendalami masalah perilaku memilih tersebut. Beberapa aspek kontemporer dalam buku ini juga dapat membantu praktisi politik dan kelompok penggiat masyarakat yang ingin memahami dan mendalami masalah ini secara komprehensif.
BPP00000047 | 320.9598 ASR p | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
BPP00000048 | 320.9598 ASR p | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain