Text
Laporan akhir pengkajian kompetitif: Penguatan daya saing daerah melalui penerapan city branding
kota, sehingga dapat dibedakan antara kota yang satu dengan kota-kota lain. Namun dalam realitasnya, pemahaman konsep City Branding kota-kota di Indonesia masih perlu ditingkatkan karena terdapatnya penerpan City Branding di beberapa kota masih berjalan parsial dengan sekedar penggunaan logo atau slogan. Tujuan kajian ini adalah menjelaskan penguatan daya saing daerah melalui penerapan City Branding dan mengidentifikasi peran stakeholder dalam City Branding guna meningkatkan daya saing daerah. Kajian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan informasi melalui observasi, wawancara, dokumentasi, materi-materi visual, serta usaha merancang protocol untuk merekam dan mencatat informasi. Hasil kajian ini menemukan bahwa City Branding berpeluang meningkatkan daya saing daerah termasuk pendapatan daerah hal ini dibuktikan dari naiknya investasi yang diraih oleh masing-masing daerah. Hanya saja City Branding masih terfokus pada pariwisata padahal dapat digunakan untuk sektor lainnya. Pada masing-masing daerah, stake holder City Branding terdiri dari pemerintah dan seniman (tim kreatif). Adapun inisiator city branding dimulai dari pemerintah atau masyarakat. Pengelola utama city branding terdiri dari Pemda atau masyarakat. Dari dua lokasi kajian identitas daerah dalam city branding tentang kedaerahan dan kecanggihan teknologi. Informasi dan teknologi memegang peranan penting dalam city branding. Namun inovasi daerah dalam city branding masih didominasi Pemda.
BPP00010756 | R 352.14 PUS l | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain