Text
Demokrasi muka dua: membaca ulang Pilkada di Indonesia
DEMOKRATISASI di Indonesia pasca-Reformasi 1998 telah memperoleh pengakuan dan pujian dari dunia internasional. Indonesia pun disanjung-sanjung sebagai negara demokratis terbesar ketiga di dunia. Kendati demikian, kehidupan demokrasi saat ini masih diwarnai berbagai masalah akut seperti korupsi, politik dinasti, atau politik kartel. Semua ini merebak luas bersamaan dengan desentralisasi dan otonomi daerah.
Melalui analisis mendalam atas seluk-beluk pemilihan kepala daerah langsung (Pilkada) yang telah berlangsung sejak 2005, buku ini memaparkan dua perspektif—neo-institusionalis yang optimistik dan relasi kuasa yang kurang optimistik—dalam memahami persoalan tersebut. Penulis juga memberi sudut pandang yang lebih komprehensif untuk menjembatani kedua perspektif tersebut. Buku ini merupakan literatur yang baik bagi pembaca yang ingin memahami demokrasi Indonesia.
***
“Buku ini merupakan usaha untuk menelaah ulang demokrasi di Indonesia, khususnya dari sudut pandang pertarungan politik di sekitar pemilihan kepala daerah (Pilkada). Penulis berupaya memberikan perspektif yang dibentuk lewat eksplorasi berbagai teori ilmu sosial mengenai kekuasaan dan konflik sosial. Dalam hal ini, ia memberikan sumbangan yang agak ‘beda’ dari sebagian penulis yang cenderung hanya menawarkan deskripsi tentang seluk-beluk pertarungan Pilkada. Sebagai upaya memadukan teori sosial dengan analisis empiris, buku ini patut didukung.”
Vedi Hadiz, Professor of Asian Studies, Asia Institute, The University of Melbourne
BPP00009089 | 324.9598 MUH d | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain