Text
Bringing civilizations together: Nusantara di simpang jalan
“Ini merupakan buku yang penting, wajib dibaca, bagaimana kita membangun SDM yang unggul, mengolah tata ruang, membangun smart city dan smart people, lalu budi pekerti, etika, cinta kasih, teknologi dan tantangan industri 4.0 hingga kepersoalan politik,” kata Prof Budi dalam acara bedah buku “Bringing Civilizations Together – Nusantara di Simpang Jalan” di President Lounge Menara Batavia, Jakarta, Rabu (24/7/2019)
Ditambahkannya, gagasan yang lahir didalam buku Darmono ini sangatlah dibutuhkan untuk membangun bangsa dewasa ini. “Di sini kita bisa lihat cita-cita besar Pak Darmono agar bangsa ini menjadi bangsa yang maju dan masyarakatnya berdaya saing bahkan lebih unggul dari mereka dinegara maju, namun tetap menjunjung tinggi etika dan cinta kasih” ungkapnya.
Prof Budi menjelaskan lebih lanjut, bahwa dalam buku ini S.D. Darmono memilih suatu istilah teknis, “human processing factory”, untuk mempertegas gagasannya, membina manusia adalah kunci peradaban.
Human Process Factory atau pabrik proses manusia, dengan artian Indonesia memiliki potensi yang besar yang perlu digarap bersama sama dengan dunia luar.
Diceritakan, Indonesia memiliki potensi yang besar dengan sumber daya alamnya yang luar biasa. Untuk itu, Indonesia harus memiliki konsep seperti pabrik yang memproses manusia, yaitu yang miskin jadi kaya, dan yang bodoh menjadi pandai.
“Dalam pembangunan manusia dan ekonomi perlu dilakukan pemerataan. Perlunya membangun smart cities dan smart people disetiap provinsi di indonesia. Jadi dari ribuan pulau yang ada, nantinya tidak semua terkonsentrasi hanya di pulau Jawa. Karena itu untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat mutlak dibutuhkan sebuah kolaborasi. Jangan sampai pengertian Nation menjadi ekslusif sehingga menjadi hambatan dalam membangun bangsa,” jelas Prof Budi.
Sementara itu, ditempat yang sama A.S Hikam menilai, ternyata selain sebagai pengusaha nasional, Darmono sangat piawai dalam menuangkan gagasan yang berasal dari pengalaman hidup yang dilakoninya dan pengetahuan yang dimilikinya.
“Pak Darmono dikenal sebagai sosok pebisnis handal yang kapasitasnya berkelas internasional, namun menulis buku juga ternyata enak dibaca juga mudah dimengerti oleh semua lapisan. Jarang sekali ada orang seperti ini,” kata Hikam.
Buku ini menjadi makin menarik, karena selama ini jarang ada pebisnis yang bicara soal etika. Pasalnya selama ini dikatakan Hikam, pebisnis hanya akan mengedepankan keuntungan semata. “Bukan hanya profit, etika menjadi prinsip utama Pak Darmono dalam menjalankan setiap proses bisnisnya,” ujar Hikam.
Hal menarik lainnya, disebut Hikam adalah menyoal sentralisasi politik dalam buku yang ditulis oleh Darmono. “Pebisnis selama ini menghindari yang berkaitan dengan politik. Namun, hal ini menjadi salah satu pandangan yang menarik diuraikan secara lugas oleh pak Darmono, didalam bukunya” tandas Hikam.
Perlu diketahui, Inti dari buku “Bringing Civilizations Together” karya S.D. Darmono adalah tentang membina manusia sebagai kunci peradaban. Peradaban tersebut dimulai dari cinta, yakni ‘cinta akan kebijaksanaan’ dan ‘cinta akan pengetahuan. Cinta tersebut kemudian menjelma menjadi etika, akhlak, moral, atau keluhuran budi.
Dalam menulis buku dan menjalankan setiap aktifitas pekerjaannnya S.D. Darmono dilandasi oleh cita-citanya untuk melayani orang lain atau orang banyak. Melayani tersebut merupakan awal dari kebijaksanaan yang berlandaskan pengetahuan. Kebijaksanaan tersebutlah yang pada ujungnya dibutuhkan untuk membangun bangsa dan membangun peradaban.
BPP00009058 | 306.2 DAR b | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain