Text
1000 hari John F. Kennedy
Kematian John Fitzgerald Kennedy dalam insiden penembakan di Dallas, Texas, 22 November 1963, mengguncangkan dunia. Meskipun baru sebentar menjabat presiden (1961-1963), 'Jack', demikian Kennedy biasa dipanggil, mampu menyita perhatian dunia. Tak kurang Perdana Menteri Kuba Fidel Castro, musuh bebuyutannya, memberi 'penghormatan' khusus. 'Ini kabar buruk.... Segala sesuatunya berubah. Ada satu hal yang perlu saya katakan: paling tidak, Kennedy adalah seorang lawan yang telah menjadi kewajaran bagi kami.' Di negaranya sendiri, Kennedy dikenal sebagai orang yang berusaha keras menghapus rasialisme, terutama terhadap kaum Negro.
Setelah Kennedy meninggal, dua orang dekatnya, Theodore 'Ted' C. Sorensen dan Arthur M. Schlesinger Jr, masing-masing 'berlomba' menuliskan memoar mengenai Kennedy. Ted menghasilkan Kennedy, sedangkan Schlesinger menerbitkan A Thousand Days: John F. Kennedy in the White House. "Saya bekerja pagi, siang, dan malam terus-menerus," kata Schlesinger, seorang ahli sejarah pemenang Pulitzer. Ia mengerahkan segala kemampuan untuk menampilkan kenang-kenangan mengenai John F. Kennedy yang dikaguminya.
Buku ini menampilkan ringkasan Polycarpus Swantoro atas karya Ted dan Schlesinger tersebut, yang pernah dimuat di harian Kompas 28 November 1967-3 Agustus 1968. Dapat dibaca, misalnya, pandangan politik keluarga Kennedy; persaingan dalam pemilihan presiden; saat-saat kritis menyangkut Uni Soviet, Kuba, Vietnam Utara, dan Jerman Timur; jalinan baik dengan negara-negara Dunia Ketiga di Asia, Afrika, dan Amerika Latin; serta upaya menghapuskan rasialisme di bumi Amerika.
BPP00008068 | 923.2 SWA s | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain