Text
Pandu ibuku: mengajarkan budi pekerti, membangun karakter bangsa
Kebutuhan akan pembelajaran budi pekerti menguat di tengah semaraknya kekerasan, dekadensi moral dan kriminalitas di negeri ini. Ini utamanya ialah bagaimana membentuk insan yang taan pada nilai kesantunan, berkarakter kuat, dan jujur. Kegiatan kepanduan menjadi salah satu pilihan untuk menghidupi budi pekerti yang luhur. Pendidikan karakter di kepanduan bertujuan memberikan ruang pertumbuhan bagi setiap pandu untuk menjadi manusia dewasa yang menghayati nilai-nilai, khususnya nilai moral, nilai agama, dan nilai-nilai kewarganegaraan.
Tujuan kepanduan adalah menjadikan anak menjdi warga negara yang bermutu, utamanya dalam karakter dan kesehatannya. Caranya dengan menangkap karakter anak-anak ketika mereka dalam keadaan antusiasme yang menyala-nyala dan menggemblengnya dalam bentuk yang benar, membimbing, dan mengembangkan pribadinya, hingga mereka dapat mendidik dirinya sendiri menjadi orang baik dan warga negara yang berguna untuk tanah airnya.
Nilai-nilai dalam kegiatan kepanduan bersifat universal, karenya banyak orang berminat mengikutinya. Di Indonesia, kita mengenal beberapa nama besar yang pernah mengikuti kegiatan kepanduan: Panglima Besar Jenderal Sudirman (eks Pandu Hizbulwathan), Dr. Muardi (eks Kepanduan Bangsa Indonesia atau KBI), WR. Mongisidi (eks Pandu Rakyat), Prof. Dr. Bahder Djohan (eks Pandu KBI, eks Rektor Universitas Indonesia), Mr. Mohamad Roem (eks Pandu Natipij/Nationale Islamietische Padvinderij), Hs Mutahar (eks Pandu Rakyat), Kapten (Pelaut), Wiratno (eks Pandu Rakyat, Mataram-10 Jogyakarta ), dan Dr. Ir Bisuk Siahaan (eks Pandu Rakyat, Bogor).
Buku Pandu Ibuku: mengajarkan Budi Pekerti, Membangun Karakter Bangsa memberikan wawasan tentang histori kepanduan dunia, riwayat kepanduan di dalam negeri, dinamika berbagai aktifitas di kepanduan, dan sosok Baden-Powell yang sangat inspiratif.
BPP00008015 | 369.43 DAR p | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain