Text
Khazanah intelektual islam
Buku Khazanah Intelektual Islam, suntingan Prof Nurcholish Madjid, kini sudah menjadi klasik. Pertama kali diterbitkan pada 1984, karya ini tetap relevan untuk memahami intelektualisme Islam; tidak hanya di masa silam, tapi juga dewasa ini dan masa depan. Dengan kandungannya yang mencakup berbagai tokoh terkemuka pemikir Islam yang mewacanakan pemikiran sejak dari kalam, filsafat, tasawuf, sampai sosial-politik, karya ini menjadi bacaan wajib setiap dan seluruh mereka yang ingin memahami khazanah pemikiran Islam. Karya monumental ini sepatutnya menjadi inspirasi untuk menggali lebih dalam dan lebih luas khazanah intelektual lain, termasuk khazanah intelektual Islam Indonesia.”. Prof. Dr. Azyumardi Azra, CBE,Guru Besar Sejarah Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Agama tidak hanya bersifat ilahi, melainkan juga merupakan fenomena sosial historis. Demikian pesan penting buku ini yang melihat agama dengan perspektif filosofis. Dalam konteks tersebut, tidak diragukan lagi, Nurcholish Madjid adalah pionir yang membukakan jalan bagi tumbuhnya pemikiran filosofis, rasional dan humanis di kalangan generasi muda intelektual Islam di Indonesia. Buku ini sangat perlu dibaca mengingat semakin kuatnya kecenderungan menjauhkan pemikiran filosofis dan rasional dari agama. Dengan memahami agama secara filosofis dan rasional, masyarakat terdorong untuk lebih bersifat toleran, inklusif dan humanis sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan universal.” Prof. Dr. Siti Musdah Mulia, M.A. Ketua Indonesian Conference on Religion and Peace (ICRP) “Hingga kini mungkin tak seorang pun intelektual Muslim Indonesia yang telah mewariskan api dan cahaya peradaban Islam sejernih dan sekomprehensif Nurcholish Madjid dalam korpus karya-karyanya. Buku Khazanah Intelektual Islam ini adalah bagian integral darinya. Hutang akal-budi mayoritas bangsa kita kepada Cak Nur sungguh tak terkira.” Prof. Dr. Mochtar Pabottingi. Peneliti Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). “Saya membaca buku ini pertama kali waktu saya masih menjadi santri di Pati, Jawa Tengah. Terus terang, ini adalah salah satu buku penting yang membentuk pikiran dan pemahaman saya atas Islam. Melalui buku ini, saya menjadi “melek” untuk pertama kali atas kekayaan pengetahuan yang dikembangkan oleh para pemikir Muslim di masa klasik dulu. Melalui buku ini, saya belajar bahwa Islam bukan sekadar akidah dan ritual saja, melainkan juga peradaban pemikiran yang begitu agung dan menakjubkan. Buku ini, menurut saya, menjadi kian relevan lagi hari-hari ini, di era ketika menjadi Muslim bagi sebagian kalangan identik dengan tindakan menutup diri secara pemikiran dan membenci keragaman.” Ulil Abshar Abdalla,Pengampu Ngaji Ihya’ Ulumuddin
BPP00007017 | 297.2 NUR k | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain