Text
Perekonomian Indonesia menjelang abad XXI: distorsi, peluang dan kendala
Tanpa terasa Indonesia telah berusia setengah abad. Suatu usia "remaja" untuk sebuah negara, namun cukup tua untuk dituntut menunjukkan segala sesuatu yang telah dan harus dicapainya. Seperti layaknya seorang yang berulang tahun, Indonesia perlu merenungkan berbagai pencapaian, juga kegagalannya, di segenap bidang, termasuk ekonomi.
Selama tiga dasawarsa terakhir telah banyak kemajuan ekonomi yang berhasil diraih. Laju pertumbuhan Indonesia begitu cepat, bahkan di atas rata-rata negara sedang berkembang. Masalah sandang dan pangan tidak lagi merupakan problematika yang serius. Bidang pelayanan kesehatan dan pendidikan umum juga mengalami perbaikan berarti.
Namun pada sisi lain, masih banyak yang harus dibenahi. Seiring timbul kegamangan, mengapa kesejahteraan rata-rata penduduk Indonesia tertinggal dari negara lain yang kondisi alamnya lebih kurang sama, eperti Malaysia, bahkan dari negara miskin sumber daya alam seperti Korea Selatan. Di lingkup ASEAN, pendapatan perkapita Indonesia terhitung paling rendah, bahkan di bawah Papua New Guinea.
Perkembangan yang terjadi dalam perekonomian dunia semakin lama semakin cepat dan sulit diprediksikan, sejalan dengan semakin lajunya kemajuan ilmu pengetahuan. Di dalam kondisi seperti ini, kita dituntut untuk erbenah diri, menyongsong aneka tantangan dan perubahan yang serba tidak terduga dan susul menyusul. Lantas sejauh mana kesiapan kita? Akankah kita mampu bertahan dan manapik kemajuan, atau haruskah kita menerima nasib malang terpuruk di tengah-tengah derap ekonomi dunia
BPP00005027 | 338.9 FAI p | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain