Text
Kapitalisasi dalam pengidupan perdesaan
Dasawarsa 1940-1950-an mencatat suatu fenomenal samar-samar namun menjadi babak baru dalam kehidupan masyarakat agraris kita: keterikatan para pencari nafkah dengan desa, melemah. Hal ini mewujud dalam bentuk emigrasi tinggi golongan usia muda ke perkotaan, atau rumah tangga baru ke daerah tyransmigrasi. Dasawarsa 1960-an, ketika Revolusi Hijau meningkatkan produktifvitas lahan garapan, adalah awal dimulainya kembali keterikatan pencari nafkah dengan desanya sebagai penjamin pendapatan.
Di kalangan petai pemilik lahan, keterikatan dengan desa meningkat hingga akhir dasawarsa 1980-an yang boleh dikatakan sebag puncak peningkatan produktivitas. Kemakmuran baru, membuka sumber-sumber baru akumulasi kekayaan. Sementara itu dikalangan buruh tani, peningkatan produktivitas dengan permesinan berarti meurunnya keteikatan deng sumber-sumber nkah didalam desa. Semua ini diberangi dengan bertambahnya pos pengeuaran dengan masuknya listrik, dan sekolah dasar yang wajib dimasuki anak-anak mereka.
Masa keemasan rumah tangga pemilik lahan berakhir dengan bekunya produktivitas lahan garapan. Satu-satunyayang berubah sejak masuknya traktor ialah diperkenalkannya pupuk tablet pada awal 190-an. Namun, pupuk tablet secara keseluruhan tidakmeningkatkan produktivitas yang berarti untuk mampu meningkatkan generasi muda rumah tanga petani pemilik lahan tetap berada di desa. Keadaan ini bersanding dengan peningkatan capaian pendidikan formal dan perubahan gaya hidup terutam pola konsumsi baru. Keadaan seperti ini teru berlangsung hingga sekarang.
BPP00000617 | 658.152 DED k | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
BPP00000618 | 658.152 DED k | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain