Text
Kebebasan yang terhambat: perkembangan ekonomi dan perilaku kegiatan usaha di Indonesia
Jakarta, 1988.
Tebal: 337 halaman.
Berbeda dengan sejarah politik dan sosial Indonesia, sampai sekarang kajian tentang sejarah perekonomian Indonesia merupakan hal yang langka. Padahal, sudah sejak tahun 1954 Joseph A. Schumpeter demikian lantang mempromosikan pentingnya mengkaji sejarah ekonomi.
Dia bilang, diantara ketiga bidang yang fundamental dalam analisa ekonomi (yakni: sejarah, statistik dan "teori") yang paling penting adalah sejarah ekonomi.
Pertama, pokok masalah ekonomi merupakan proses yang unik dalam proses sejarah, dimana tak seorang pun yang akan mampu memahammi fenomena ekononi tanpa menguasai fakta-fakta historis dan rasa kesejarahan.
Kedua, laporan sejarah tidak hanya bersifat ekonomi murni tapi juga menyangkut faktor-faktor "institusional" nonekonoomi yang saling berpengaruh.
Ketiga, kebanyakan kesalahan mendasar dalam analisa ekonomi sekarang ini lebih sering disebabkan kekurangan penguasaan terhadap pengalaman sejarah, dibanding kekurangan lainnya.
Dengan ketiga alasan tersebut tak mengherankan kalau selanjutnya dikatakan seandainya ia harus memulai karier dalam bidang ekonomi dan hanya diperbolehkan memilih salah satu diantara ketiga bidang di atas maka ia akan memilih sejarah ekonomi.
Terhadap ungkapan ini, Paul M. Sweezy (1972) menilai itulah salah-satu ajaran Schumpeter yang paling bijaksana dan mendalam, sekaligus paling terabaikan.
Benar. Terabaikan! Coba saja pergi ke perpustakaan. Betapa langkanya buku-buku yang mengkaji sejarah ekonomi, terlebih sejarah ekonomi Indoneia yang ditulis oleh ilmuwan Indonesia.
Dalam keadaan seperti ini, kehadiran buku "Kebebasan Yang Terhambat" (KYT) karya Prof. Jochen Ropke (JR) ini patut disambut dengan suka-cita.
MENGAPA
Dalam buku ini, JR membahas perkembangan ekonomi Indonesia sejak periode prakolonial sampai akhir periode Pelita III, yang pada pokoknya ingin menjawab enam pertanyaan mendasar:
1. Mengapa Indonesia (tetap) merupakan negara terbelakang, meskipun sejak empat sampai lima abad sudah menjalin hubungan yang mendalam dengan yang dewasa ini tergolong negara-negara industri maju ? Dengan kata lain, apa yang menjadi sebab keterbelakangan Indoesia di sektor pertanian ?
2. Apa peranan masa penjajahan pada kondisi Indonesia yang relatif terbelakang?
3. Mengapa pengusaha-pengusaha Cina menonjol peranannya dalam perkembangan ekonomi Indonesia di sektor swasta ?
4. Sejauh mana peranan perusahaan-perusahaan asing yang melakukan kegiatan di Indonesia dalam menunjang pembangunan ekonomi ?
5. Mengapa sumbangan pengusaha pribumi bagi pembangunan ekonomi Indonesia sampai sekarang sangat kecil ?
6. Apa yang dapat dilakukan untuk menunjang pertumbuhan pengusaha pribumi ? (hal. 4).
Terhadap keenam pertanyaan tersebut tidak ada jawaban terutama seperti yang kita harapkan dari murid atau mahasiswa dalam menghadapi ulangan atau ujian.
Hanya saja, pemaparannya lewat angka dan fakta sejarah yang digali dalam penjelajahan kepustakaan lama (terlama 1886) ataupun baru (terbaru 1982) plus analisanya yang tajam memapahnya pada kesimpulan bahwa "... peristiwa, struktur dan potensi tindakan sejak masa prapenjajahan ... masih berpengaruh bagi masalah-masalah sosio-ekonomi zaman sekarang di Indonesia
BPP00003450 | 338.9 JOC k | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain