Text
Golkar dan militer: studi tentang budaya politik
Apakah yang bisa dibayangkan mengenai Golkar pada masa pasca-Orde Baru? Apakah "partai pemerintah" itu akan terus mempertahankan koalisinya dengan birokrasi di satu pihak, dan dukungan militer di pihak lain? Apakah ia juga akan terus melestarikan budaya politik abangan-nya tanpa benturan apapun di masa depan? Atau benarkah Golkar kini sedang menyesuaikan diri dalam pergeseran percaturan budaya politik baru di Indonesia setelah maraknya apa yang disebut "politik-Muslim"? Bagaimana pula reaksi dari kalangan ABRI terhadap gejalal itu?
Buku ini menjelajahi kemungkinan-kemungkinan hipotesis dan empiris untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Melalui tinjauan historis untuk memahami asal-usul kelahieran dan perkembangannya hingga sekarang. Leo Suryadinata mengembangkan studi budaya politik terhadap partai terbesar di Indonesia itu dengan suatu kesimpulan yang menarik bahwa, Golkar tidaklah bisa dilihat semata-mata sebagai "mesin-pemilu". Menurut pengarang, sangat superfisial untuk memahami organisasi tersebut hanya dengan pandangan seperti itu, karena ternyata ia juga terdiri dari berbagai faksi - sipil maupun militer; muslim maupun non-Muslim - yang saling berebut pengaruh di dalamnya
BPP00003310 | 322.5 LEO g | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
BPP00003311 | 322.5 LEO g | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain