Text
Sosiologi politik
KONSEP “SOSIOLOGI”
Istilah “sosiologi” diperkenalkan oleh Auguste Comte pada tahun 1839 untuk menunjukkan ilmu tentang masyarakat. Comte sangat menekankan makna ilmiah dari sosiologi. Emile Durkheim kelak setuju dengan mengatakan bahwa kita harus memperlakukan fakta-fakta sosial sebagaimana kita memperlakukan benda-benda. Sikap positivis ini merupakan suatu revolusi intelektual yang murni.
Selama akhir-akhir ini konsep ilmu telah mengalami perubahan-perubahan radikal dengan gema-gema yang tertangkap di dalam bidang sosiologi. Perdebatan pertama adalah masalah batas-batas determinisme yang kemudian terdapat perubahan dari determinisme absolud kepada detirminisme stastitika.
Sosiologi tidak sepenuhnya ilmiah. Meskipun mungkin menggunakan metode ilmiah dalam sosiologi, sebagian besar fenomena sosial tidak bisa mempergunakan metode ilmiah. Aspek keterikatan seorang ahli sosiologi kepada sistem nilai masyarakat di mana dia hidup memberikan proyeksi terhadap hasil pemikirannya.
KONSEP “POLITIK”
Terdapat perselisihan tentang arti sosiologi politik. Yang satu menganggap sosiologi sebagai ilmu Negara yang lainnya menganggap sebagai ilmu tentang kekuasaan.
Sosiologi politik sebagai ilmu tentang Negara adalah menempatkannya dalam klasifikasi dalam ilmu-ilmu sosial yang didasarkan pada hakikat dari masyarakat-masyarakat yang dipelajari. Sedangkan sosiologi politik sebagai ilmu tentang kekuasaan adalah menempatkan sosiologi politik di dalam klasifikasi yang lain dalam ilmu-ilmu sosial yaitu suatu yang didasarkan pada jenis fenomena tertentu yang senantiasa muncul kembali dalam setiap masyarakat.
Praktek yang bisa untuk membedakan kekuasaan politik dari otoritas jenis lain adalah dengan membandingkan kelompok kecil atau kelompok element dengan kelompok kompleks. Bisa juga dengan membandingkan antara masyarakat universal dengan masyarakat swasta (private).
PANDANGAN UMUM TENTANG SOSIOLOGI POLITIK
Rencana umum sosiologi politik yang diberikan pada dasarnya berkisar pada dua wajah kekuasan, yaitu baik sebagai penindasan maupun sebagai integrator.
Bagi sebagian orang, politik bertugas mempertahankan hak istimewa minoritas terhadap mayoritas. Sedangkan, bagi sebagian orang lain, politik adalah alat untuk mengintegrasikan setiap orang ke dalam komunitas dan menciptakan “kota adil” yang dibicarakan Aristoteles.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain