Text
Pelabuhan Utama di Jalur Rempah: makassar abad xvi-xvii
Tuhan telah menjadikan bumi dan laut; bumi dibagi di antara umat manusia dan laut diberikan secara umum. Tidak pernah didengar bahwa seseorang dilarang berlayar di laut (Raja Makassar, 1616). Perdagangan secara berangsur-angsur memperkaya negeri ini, membuatnya menjadi daerah berdaulat yang kuat. Di sana, tidak seorang pun diwajibkan membayar bea masuk pelabuhan atau jenis pajak yang lain. Semua jenis perdagangan bebas pajak. Hal ini menjadikannya sebagai pasar kaliber dunia yang ada di belahan bumi tersebut (Domingo Navarrete, 1657-1658). Buku ini menjelaskan perkembangan Makassar menjadi pelabuhan utama di Jalur Rempah. Dengan prinsip mare liberum, kebijakan pelabuhan dan perdagangan bebas, Makassar berhasil tampil sebagai kekuatan ekonomi dan politik terkemuka di kawasan timur Nusantara. Dalam abad XVII ia tumbuh dan berkembang menjadi kota pelabuhan dunia.
BPP00010875 | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain