Text
Ben Mboi: memoar seorang dokter, prajurit, pamong praja
Inilah memoar Gubernur NTT yang legendaris: Ben Mboi. Dialah satu-satunya dokter AD sekaligus combatant dan airborne yang diterjunkan di Irian Barat tahun 1962 dalam Operasi Naga. Bahkan hingga kini dia satu-satunya dokter yang ikut perang dalam sejarah TNI. Bersama istrinya, Nafsiah Mboi, dia menerima Penghargaan Ramon Magsasay pada 1986.
Ketika film Human Face of Indonesia produksi ABC (1986), yang menampilkan kiprahnya sebagai Gubernur NTT, ditayangkan di Australia, orang berkomentar, "if what Ben Mboi had achieved in NTT represents the Indonesian Army, the there is no militarism in Indonesia."
Kolonel Dokter Poernomosidi, seorang adik kelas Ben Mboi di FKUI, menjuluki Ben Mboi Werkudoro: Tokoh yang kalau bicara ceplas-ceplos dan apa adanya. Maka tak heran di sepanjang memoar bertaburan kisah menarik yang ditulis dengan gaya blak-blakan.
Membaca memoar ini kita seperti membaca penggalan-penggalan sejarah Indonesia. Misalnya, ada kisah tentang "Holandia 1963: Misteri Macan Tutul dan Jos Soedarso", "Achmad Jani, the General of Generals", "Naluri Fund Raising Pak Harto", "Nujum Kejatuhan Pak Harto", serta kisah anak menteri menjadi backing pengusaha hingga masuk ke ranah kebijakan.
Namun tanpa ragu pula Ben Mboi menceritakan kegagalan yang dialaminya, dan memberikan refleksi atas beberapa penggalan hidupnya terhadap situasi sekarang. Persis pada titik inilah dia memberikan pengertian baru tentang fungsi sebuah memoar.
Dengan mengajukan empat pertanyaan yang diilhami pidato John F Kennedy pada 1961, Ben Mboi menantang kita untuk menjadi Hakim Sejarah: Was Ben Mboi truly a man of courage? Was Ben Mboi truly a man of judgment? Was Ben Mboi truly a man of integrity? Was Ben Mboi truly a man of dedication?
BPP00001088 | 809.382 BEN b | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain