Text
Mohammad Hatta: hati nurani bangsa
Buku yang menyajikan gambaran singkat perjalanan hidup Wakil Presiden RI pertama Mohammad hatta. Buku biografi karangan Dr. Deliar Noer menguraikan dari berbagai sisi kedudukannya dalam keluarga di Sumatera Barat, hubungannya dengan berbagai kalangan saat belajar di negeri Belanda, hingga perjuangannya di dalam dan luar negeri untuk menggapai kemerdekaan Indonesia. Deliar Noor, pakar ilmu politik yang di masa hidupnya sangat akrab dengan Bung Hatta menempatkan perjalanan hidup sang Pahlawan Proklamator Kemerdekaan di dalam berbagai arus peristiwa yang terjadi di Nusantara dan dunia. Deliar adalah juga penulis buku biografi politik Bung Hatta yang terkenal, Mohammad Hatta: Biografi Politik.
Mohammad Hatta lahir di Bukittinggi pada Agustus 1902 dari keluarga berlatar surau di Batu Hampar. Kematangan Hatta mulai tumbuh ketika ia belajar di Belanda dari 1921 sampai 1932. Setelah kepindahannya ke Indonesia, pada 1949 Hatta kembali ke Belanda, tetapi bukan sebagai anak jajahan melainkan sebagai delegasi Indonesia untuk menerima pengakuan kedaulatan negerinya, suatu seruan bagi pemerintahan kolonial Belanda. Langkah pertama Hatta dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa adalah melalui Perhimpunan Indonesia (PI) yang didirikan di Belanda. PI di bawah kepemimpinan Hatta merupakan poster depan di luar negeri bagi perjuangan di tanah air. Selain itu, Hatta juga sangat giat memperkenalkan perjuangan Indonesia di luar negeri. Ia datang ke berbagai kongres di Eropa dengan membawa nama Indonesia bukan Hindia Belanda untuk menuntut adanya kemerdekaan bagi tanah air dan bangsa-bangsa Asia lainnya. Setelah kemerdekaan berlalu, Soekarno diangkat menjadi presiden Republik Indonesia dan Hatta menjadi wakilnya. Soekarno yang terdorong oleh emosi, namun ini yang membuat Hatta dan Soekarno saling melengkapi satu sama lain dalam era Dwitunggalnya. Walaupun tidak selalu sepemikiran, Hatta dan Soekarno tetap dapat bekerjasama dengan baik. Tapi hal ini tidak berlangsung lama, pada 1956 Hatta mengundurkan diri sebagai wakil presiden. Hatta menilai Soekarno sudah terlalu melenceng dari cita-cita awal mereka berdua. Baginya kebijakan Soekarno membentuk Demokrasi Terpimpin, membubarkan DPR, dan mengangkat dirinya sebagai presiden seumur hidup menunjukan kediktatoran Soekarno yang ingin menguasai negara dan menodai cita-cita demokrasinya. Padahal Hatta sudah sering mengingatkan Soekarno melalui surat-suratnya, namun tak mendapat sambutan dari Soekarno. Ia tak dapat berbuat banyak untuk menyadarkan kawan dwitunggalnya itu.
Buku ini dilengkapi koleksi foto-foto Mohammad Hatta yang cukup banyak mulai dari foto kanak-kanak hingga foto saat ulang tahunnya ke-70. Selain itu, kertas yang dipakai dalam buku ini cukup jelas dan juga memiliki sampul yang menarik. Namun, tidak menariknya buku ini penulis lebih menonjolkan kebaikan seri dari cerita buku tersebut dan lebih menjelekkan tokoh lain yang terlibat dalam cerita buku tersebut.
Perjuangan Mohammad Hatta memang selalu dapat dijadikan teladan dari kecil, masa muda yang berperan dalam berbagai hal, hingga dewasa dalam perjuangannya dalam kemerdekaan Indonesia. Berbagai keputusan yang diambil oleh beliau adalah yang terbaik bagi bangsa Indonesia. Menurut saya, buku ini layak untuk dibaca karena kita dapat mengetahui bagaimana perjuangan Mohammad Hatta dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
BPP00001122 | 923.2 DEL m | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain