Text
Dari Kaisar menjadi penduduk biasa Pu Yi
Dari sebuah lubang pintu, seseorang sedang mengawasi dan memata-matai tiga orang pria di dalamnya. Salah seorang pria tersebut terlihat sedang merapikan kasur dan meletakkan sebuah biola ketempat lain. Pria tua berkacamata sedang diikatkan tali sepatunya oleh pria yang lebih muda darinya. Pria muda tersebut juga menyiapkan air hangat yang akan digunakan oleh pria tua berkacamata. Dengan jalan yang hampir bungkuk menghampiri pria yang lebih muda darinya. “Kau lupa membersihkan sikat gigi ini?”, tanya pria tua berkacamata. “Ya Tuan!”, segera dia membersihkan sikat gigi si pria tua berkacamata yang kelihatannya sangat dihormati sekali oleh pria muda tadi. Dengan tatapan mata yang tajam, seseorang dibalik pintu tersebut terus mengawasi tingkah laku tiga orang didalamnya khususnya dua orang pria tersebut.
Mungkin dua orang pria tadi merasakan bahwa diri mereka sedang diawasi oleh orang lain. Mereka berdua melayangkan pandangan mereka ke arah pintu dan benar pula firasat mereka. Kontan saja membuat orang yang mengawasi tiga orang pria tadi terkejut dan segera menutup lubang pintu. “Pindahkan dia!”, perintah orang yang mengawasi tiga orang pria tadi yang ternyata adalah pimpinan Penjara Liaodong/Liaoning No. 3 atau juga dikenal sebagai Pusat Manajemen Penjahat Perang Fushun (Fǔshùn Zhànfàn Guǎnlǐ Suǒ) yang terletak di Distrik Xinfu, Fushun, Liaoning. Sengaja disediakan bagi para tahanan perang dari Manchuria, Kuomintang dan Jepang, dibawah pengawasan pemerintah Komunis Tiongkok. Pria tua berkacamata tadi adalah Puyi kaisar Tiongkok terakhir dan mantan kaisar boneka negara Manchuria.
BPP00009063 | 951.017 OJO d | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain