Text
Masalah-masalah demokrasi dan kebangsaan era reformasi
Demokrasi memang memberi ruang yang lebar bagi setiap kelompok, golongan, dan identitas asal untuk mengaktualisasikan diri. Namun, ruang eksperesi tersebut bisa menjadi ancaman serius bagi kemajemukan jika melampaui proporsinya. Apalagi ketika pada saat yang sama negara-yakni para elite penyelenggara negara-bukan hanya tidak memiliki koridor yang jelas dan instrumen kebijakan yang adil untuk itu, melainkan juga cenderung bersikap ambigu.
Di satu pihak, keberagaman kultural diakui dan bahkan dipidatokan berapi-api; di pihak lain, ketika premanisme, tindak kekerasan massa dan anarki melukai dan mencederai keberagaman, negara acap absen, dan kalaupun hadir cenderung bertindak diskriminatif dan tidak netral dalam mengatasinya.
Betapa sia-sianya kita berdemokrasi jika sekadar untuk "merayakan" tindak kekerasan dan anarki. Terlalu besar ongkos politik yang harus ditanggung bangsa ini apabila para penyelenggara negara di semua tingkat terus menerus tergagap dan bahkan gagal mengelola keberagaman hanya karena kepentingan picik kekuasaan.
begitu rendah kualitas moral dan tanggung jawab elite penyelenggara negara jika setiap kali muncul peristiwa serupa hanya bisa mengutuk, menyesalkan, dan mencopot pejabat tingkat menengah hingga rendah, sementara mereka yang seharusnya bertanggung jawab bisa "tidur nyenyak" di atas kasur empuk kekuasaan.
BPP00007081 | 321.8 SYA m | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain