Text
Geostrategi
Sekitar 75 tahun silam, intelektual asal Sulawesi Utara bernama Sam Ratulangi pernah melontarkan analisis futuristik tentang Indonesia. Dalam karyanya yang monumental, Indonesia in den Pacific: Kernproblemen van den Aziatischen Pacific, ia melihat bayang-bayang keunggulan geostrategi Indonesia sebagai negara kepulauan.
Fakta geografis memperlihatkan, Indonesia terletak di antara kawasan produksi dan konsumsi dengan kekayaan sumber daya alam. Indonesia terletak di pusat lalu lintas ekonomi dan perdagangan dunia yang menghubungkan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Dengan mengikuti alur pemikiran Sam Ratulangi, Sarundajang lewat buku ini melihat potensi keunggulan geostrategis Provinsi Sulawesi Utara sehingga pantas menjadi pintu gerbang Indonesia di timur.
Buku yang awalnya merupakan disertasi doktor di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, ini memaparkan secara menyeluruh potensi itu. Sarundajang tak cuma bicara tentang posisi strategis Sulawesi Utara di kawasan Asia Pasifik. Ia juga membedah potensi daerah itu dari sisi sumber daya alam, pariwisata, perdagangan, dan infrastruktur pendukung. Tak terkecuali, Pak Gubernur menjelaskan hal-ihwal pemerintahan dan stabilitas keamanan di daerahnya.
Saat bicara soal posisi strategis Sulawesi Utara, Sarundajang sempat menelusuri jejak sejarah posisi Indonesia sebagai negara bahari. Yang lebih penting lagi tentu pemaparannya tentang kondisi mutakhir daerahnya yang punya potensi sebagai pintu gerbang Indonesia di wilayah timur. Ia juga sempat menyentil kekeliruan paradigma pembangunan di masa silam yang lebih berorientasi daratan sehingga melahirkan ketimpangan pembangunan antarkawasan.
Di sini Sarudajang menawarkan pengembangan sinergisitas pembangunan di kawasan timur Indonesia dengan Sulawesi Utara sebagai penghubung antarkawasan serta pusat distribusi barang dan jasa. Dari aspek geostrategis ini, ia menilai daerahnya amat potensial dijadikan sebagai pusat distribusi perdagangan nasional, regional, dan internasional. Untuk itu, ia membaginya dalam lima wilayah pengembangan, yakni Manado-Bitung plus empat wilayah sabuk (belt).
Dari segi sumber daya alam, Sulawesi Utara memiliki potensi di beberapa sektor: pertanian, perkebunan, perikanan, dan kelautan. Selama beberapa tahun, produk pertanian tanaman pangan di provinsi itu relatif baik sehingga mampu memenuhi kebutuhan lokal dan regional, antara lain Maluku Utara, Kalimantan Timur, dan Papua. Demikian pula sektor perikanan dan kelautan yang memenuhi sasaran ekspor ke sejumlah negara di Asia, Eropa, Afrika, dan Kanada.
Di sektor pariwisata, wilayah ini juga memiliki sejumlah kawasan unggulan. Salah satunya adalah Taman Nasional Laut Bunaken yang memiliki ratusan lokasi penyelaman yang amat menarik. Taman laut ini boleh dibilang menjadi surganya para penyelam. Malah, dalam pengembangan citra daerah, pemerintah setempat menggelar acara tahunan Sail Bunaken yang telah memecahkan rekor kemaritiman dunia pada 2009.
Untuk mendukung perdagangan, provinsi ini memiliki setidaknya sembilan pelabuhan, satu di antaranya di Bitung berfungsi sebagai pelabuhan internasional. Pelabuhan alam di Bitung ini berpotensi dikembangkan menjadi pusat bongkar-muat peti kemas karena dapat menampung kapal dengan bobot hingga 60.000 ton. Selain itu, pelabuhan ini juga dapat dijadikan pintu keluar-masuk perdagangan hasil laut di Sulawesi Utara.
Dengan menggambarkan kondisi lalu lintas perdagangan mutakhir yang masih "transit" di Singapura, Sarundajang melihat inefisiensi yang berlangsung selama ini. Untuk memangkas inefisiensi lalu lintas perdagangan di kawasan timur Indonesia itu, ia menilai Sulawesi Utara bisa dikembangkan menjadi hub-port internasional dengan Pelabuhan Bitung dan Bandar Udara Sam Ratulangi yang dimilikinya.
Dengan menyebutnya sebagai strategi Sam Ratulangi-an, Sarundajang menawarkan visi menyeluruh tentang masa depan Sulawesi Utara. Dengan potensi yang ada dan peluang-peluang di masa depan, khususnya di kawasan Asia-Pasifik, ia yakin bahwa wilayah yang masih dipimpinnya ini kelak benar-benar menjadi pintu gerbang Indonesia di timur.
BPP00004254 | 320.12 SAR g | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
BPP00004256 | 320.12 SAR g | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain