Text
Menghadang negara gagal: sebuah ijtihad politik
Secara terbuka ataupun diam-diam, secara massif ataupun hanya sekelompok orang, kesadaran pandangan tentang ketidakberesan pengelolaan negeri ini tampaknya sudah menjalar kemana-mana. Pertanyaan yang sering muncul: Kenapa negara yang dikaruniai SDA dan SDM yang luar biasa ini tak juga menunjukkan kemajuan dan kesejahteraan yang berarti layaknya negara-negara maju lain?
Sayangnya, kesadaran pandangan itu baru dianggap “rasa” yang subyektif. Barulah ketika sebuah lembaga dari Amerika Serikat bernama Fund For Peace (2012) mengeluarkan Indeks Negara Gagal (Failed State Index) baru-baru ini, “rasa” itu seperti mendapatkan pembenarannya.
Fund For Peace menempatkan Indonesia sebagai negara “dalam bahaya” (in danger), pada peringkat 63 dari 178 negara. Turun satu tingkat dari tahun 2011. Sebaliknya, negara-negara tetangga, seperti Singapura (157), Malaysia (110), dan Thailand (84), menempati peringkat yang lebih bagus dari Indonesia. Pro-kontra pun terjadi.
Ada yang menerimanya sebagai pembenaran, ada yang menerimanya dengan catatan, tapi tidak sedikit yang menyikapinya secara defensif, sembari meragukan kredibilitas dan motif tersembunyi dari lembaga Fund For Peace itu. Ada juga yang berkilah, yang dimaksud “negara gagal” adalah pemerintah yang tidak mampu memenuhi rasa aman dan kenyamanan warga, dan bukan bangsanya. Sebuah rezim pemerintahan di Indonesia boleh saja gagal, tapi NKRI tak akan pernah menjadi negara gagal.
Bagi Dr. Adhyaksa Dault, sikap yang paling sehat adalah menjadikan judgment “negara gagal” itu sebagai evaluasi konstruktif yang menguntungkan kita. Maksudnya, kita tak perlu menolaknya secara defensif atau menerimanya secara inferior, melainkan harus mengolahnya sebagai kesadaran untuk memperbaiki kenyataan. Tapi kenyataan yang mana? Evaluasi seperti apa?
Komprehensif, kritis, dan tajam. Buku ini tidak saja memberikan perspektif yang jelas tentang apa itu “negara gagal”, tapi juga memberikan peta yang lengkap dengan rambu rambu yang tegas tentang bagaimana negara ini seharusnya memperbaiki dirinya—untuk Indonesia yang lebih baik, maju dan sejahtera. Sebuah ijtihad politik, renungan anak bangsa, yang penuh dengan optimisme dan solusi-solusi kongkret yang layak diapresiasi.
BPP00004158 | 320 ADH m | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
BPP00004153 | 320 ADH m | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain