Text
Korupsi: akar, aktor, dan locus
Salah satu kritik terhadap sistem otoriter di mana pun, termasuk Orde Baru Soeharto, adalah potensi korupsi yang ditimbulkannya. Sistem otoriter memfasilitasi korupsi secara sistematik. Namun ketika negara Orde Baru runtuh pada 1998 dan sistem demokrasi melembaga sejak 1999, fenomena korupsi ternyata tidak turut sirna. Lalu, apa yang salah? Buku berjudul Korupsi: Akar,Aktor, dan locus karya Leo Agustino dan Indah Fitriani ini tak hanya membedah akar,aktor,dan locus korupsi, tapi juga membuka mata kita betapa berbahayanya korupsi bagi masa depan demokrasi.(Prof.Dr.Syamsuddin Haris, Ahli Peneliti Utama LIPI Jakarta) Karya ini berhasil melakukan "Audit Forensik Korupsi Politik" di daerah-daerah. Bila dibiarkan Korupsi benar-benar akan mengorupsi Indonesia. Pilkada hanya akan memproduksi Kepala Daerah yang mengatasnamakan Rakyat, bukan mereka pemimpin yang amanah, bekerja dan mengabdi rakyat
BPP00003812 | 364.1323 LEO k | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain