Text
Sejarah nasional Indonesia II
Sejarah adalah hal yang penting untuk dipelajari, mengingat ia merupakan suatu catatan peristiwa masa lampau yang menentukan keadaan masa kini. Mempelajari sejarah bangsa berarti mengungkap cerita tentang bangsa itu sendiri sehingga lebih menghargai bangsa sendiri. Hal ini juga dapat memperkaya wawasan dan dijadikan acuan atau referensi dalam kegiatan pembelajaran.
Salah satu sejarah bangsa Indonesia dapat dipelajari melalui kerajaan-kerajaan yang berdiri dan berjaya di masa lampau, sehingga membawa dampak terhadap kehidupan masyarakat Indonesia sekarang ini. Buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid II karya Marwati Djoened Poesponegoro Nugroho Notosusanto dapat dijadikan sebagai salah satu sumbernya.
Sebenarnya, buku Sejarah Nasional Indonesia dibagi dalam 6 jilid. Masing-masing jilid membahas hal yang berbeda, namun masih menyangkut mengenai sejarah bangsa ini. Daftar lengkapnya adalah sebagai berikut.
1. Jilid I : Jaman Prasejarah di Indonesia
2. Jilid II : Jaman Kuna (awal M – 1500 M)
3. Jilid III : Jaman Pertumbuhan dan Perkembangan Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia (± 1500 M–1800 M)
4. Jilid IV : Abad Kesembilanbelas (± 1900 M–1942 M)
5. Jilid V : Jaman Kebangkitan Nasional dan Masa Akhir Hindia Belanda (± 1900 M–1942 M)
6. Jilid VI : Jaman Jepang dan Jaman Republik Inonesia (± 1942 M–1984M)
Buku Sejarah Nasional Indonesia Jilid II ini sendiri sudah masuk edisi ke-4, dan merupakan buku sejarah Indonesia pertama yang substansial hasil karya orang Indonesia sendiri. Tujuan buku ini adalah menyajikan uraian sejarah bangsa Indonesia dari masa awal masuknya pengaruh budaya India hingga berakhirnya masa kekuasaan kerajaan Majapahit yang telah berjasa menyatukan bangsa Indonesia serta menceritakan tentang kerajaan-kerajaan di Indonesia yang dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Buddha, dari pandangan orang Indonesia sendiri terhadap bangsanya.
Buku ini merupakan karya referensi yang lengkap karena membahas sejarah kerajaan Indonesia yang bercorak hindu-buddha yang diawali dengan sejarah masuknya kebudayaan hindu-buddha itu sendiri ke Indonesia.
Dimulai dari pembahasan mengenai hubungan perdagangan antara Indonesia dengan India dan Cina. Dituliskan pula nama kitab-kitab dan daerah-daerah yang berhubungan dengan proses masuknya kebudayaan asing ke dalam negeri Indonesia ini. Namun sayangnya, tidak dijelaskan proses masuknya kebudayaan hindu-buddha di sini berdasarkan teori-teori kolonialisme (Teori Brahmana, Ksatria, dan Waisya) serta Teori Arus Balik
Nama-nama kerajaan yang masuk dalam pembahasan di buku ini ada banyak. Di antaranya adalah Kerajaan Kutai, Tarumanegara, Sriwijaya, Melayu, Mataram Kuno (Wangsa Syailendra dan Sanjaya), Kediri, Janggala, Balidwipamandala, Sunda, Singasari, serta Majapahit. Namun sayangnya, untuk kerajaan Mataran Kuno pada wangsa Sanjaya tidak begitu banyak penjelasan mengenainya
Pembahasan mengenai kerajaan-kerajaan di atas dijelaskan secara runtut. Pembahasan yang masuk ke dalam buku ini mencakup banyak hal. Di antaranya adalah nama kerajaan, sumber-sumber yang terkait dengan keberadaan kerajaan, wilayah, nama-nama raja yang berkuasa, masa keemasan kerajaan, kehidupan masyarakat dan agama, struktur birokrasi, peristiwa perpindahan ibukota kerajaan, konflik perebutan kekuasaan, pernikahan politik, sampai karya-karya seperti kesusastraan
Buku ini bahkan mencantumkan kutipan karya khas kebudayaan zaman dulu seperti mantra, isi prasasti, serta kitab-kitab. Selain itu, diberikan penjelasan atas istilah-istilah asing seperti wangsakerta, guna-dharma, indu-kirana, dan sebagainya.
Buku ini disusun berdasarkan referensi yang banyak. Hal inilah yang menyebabkan data-data di buku ini lengkap. Pembaca juga dipermudah untuk mengerti maksud dari kalimat-kalimat asing yang membutuhkan penjelasan, dan melihat sumber langsung yang diambil untuk menyusun buku ini dari footnote yang diberikan penulis.
Selain itu, daftar sumber buku yang dijadikan referensi untuk menyusun buku ini disusun berdasarkan bab-bab. Sehingga lebih mudah untuk mengetahui sumber-sumber yang dipakai untuk menyusun buku ini. Misalnya untuk sumber materi mengenai Kerajaan Kutai pada bab pertama, dipisahkan dengan sumber materi mengenai Kerajaan Majapahit pada bab delapan, dan seterusnya
Di bagian akhir buku juga disertakan indeks yang memudahkan pembaca untuk mencari keterangan dengan menggunakan kata kunci tertentu
Tak lupa, penulis menyertakan berbagai foto dan gambar (misalnya gambar wilayah kekuasaan kerajaan, persebaran kebudayaan hindu-buddha) di bagian akhir buku
Namun hal ini justru menjadikan buku ini terkesan full-text karena tidak diselingi gambar berwarna pada bagian pembahasannya. Ditambah huruf yang digunakan pada tulisan dalam buku berukuran kecil, membuat buku kurang menarik untuk dibaca. Apalagi untuk golongan siswa sekolah dasar dan menengah yang membutuhkan buku semacam ini sebagai bahan referensi
Dari segi isi, buku ini layak dijadikan sebagi sumber atau referensi bagi kalangan umum untuk mengetahui sejarah mengenai kerajaan-kerajaan Indonesia di masa lampau. Namun dari segi kemasan buku ini kurang menarik, karena beberapa faktor yang telah disebutkan di atas
Harapannya ke depan semoga buku ini bisa dikemas lebih menarik (misalnya di bagian pembahasan diselingi dengan gambar berwarna, cover diganti menjadi lebih atraktif, dsb) sehingga para generasi muda Indonesia tertarik untuk mempelajari sejarah bangsanya sendiri lewat buku referensi yang lengkap dan menarik
BPP00003343 | 959.8 MAR s | Badan Penelitian Pengembangan Kemdagri | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain